Ayat Renungan:
Galatia 6: 4, “Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.”
Amsal 24: 16, “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.”
Alat favorit iblis untuk melemahkan iman kita adalah rasa takut akan kegagalan. Ada banyak perjalanan tak menyenangkan yang mungkin sudah kita lewati di sepanjang tahun ini. Tapi kita tidak bisa berlarut-larut dalam kecemasan, membandingkan diri dengan orang lain dan tentang apa yang akan disampaikan orang lain atas hidup kita.
Jangan biarkan si iblis mengambil tempat atas pikiran kita! Kita harus terus bergerak maju. Dalam Amsal 29: 25 mengatakan, “Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.” Untuk melawan rasa takut gagal, kita perlu mendefinisikan ulang apa itu gagal. Tahukah bahwa kita menjadi gagal ketika kita tidak punya tujuan dan target dalam hidup. Gagal artinya saat kita menolak untuk bangkit kembali. Jadi waktu kita mau mencoba kembali, maka kita masih punya harapan di depan. Kita bisa mengubah situasi kita menjadi lebih baik, asal kita tidak menyerah!
Kita juga perlu menghindarkan pikiran kita dari membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Kita melihat di sosial media orang lain tampak jauh lebih berhasil dari kita. Kemudian kita mulai berkecil hati dan kehilangan ucapan syukur atas setiap apa yang kita punya. Jangan biarkan si iblis mencuri hati kita yang penuh ucapan syukur.
Di Galatia 6: 4 disampaikan, “Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.” Tuhan berdaulat atas hidup kita. Dia menyediakan bahkan lebih dari apa yang kita inginkan! Membatasi diri dengan melihat keadaan orang lain hanya akan membuat kita ragu kemurahan Tuhan. Sebaliknya, memiliki hati yang mengucap syukur lebih dulu atas semua hal yang kita sudah miliki.
Hari ini, mari bangkit dari setiap pikiran yang melumpuhkan kita. Tahun ini keadaannya mungkin terasa campur aduk, tapi di mata Tuhan kita bukanlah orang-orang yang gagal. Dia menyediakan masa depan yang penuh harapan.
Action: Lewat renungan ini, apa yang sebenarnya yang perlu kita lakukan agar memiliki hati yang mengucap syukur? Pikirkan satu tindakan sederhana untuk kita praktekkan hari ini!
Ayat Hafalan: Roma 8: 28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”